Berawal dari pembicaraan di mobil.
Tentang bagaimana seorang pacar harus bisa bersikap dan mengerti kapan mereka memberi privacy pada pasangannya.
Contohnya begini:
Bahkan kalo dia mau hang out brg temen cewe2 (alias yang pergi cewe semua…) cowonya ini akan ikut juga (Pokonya perangko….)
Hasil obrolan dengan nyo dan beberapa suara lain…
Kepada pasangan kita harus ngasih privacy.
Sebagai laki-laki (waktu itu nyo lagi ngajarin adik gue) kamu harus ngerti kapan kamu boleh ikut ato ngga….
Kalo punya pacar misalnya, liat dulu temen2 pacarmu itu bakal pada bawa pacar ngga? Kalau memang hanya acara ketemu sesama teman gang-nya (ga ada yg bawa monyet…) berarti jangan ikut.
Kasih pacarmu privacy.
Cowo yang di atas adalah contoh cowo yang tidak memberi privacy pada pacarnya.
Contoh satu lagi yang keluar begini:
Temenku punya pacar, kerjanya putus nyambung.
Pernah juga krn alasan “lagi pengen sendiri” cewe ini diputusin.
Tapi akhirnya mereka balik lagi karena cowo ini dimarahin mutusin cewenya dgn alasan seperti itu.
Hasil obrolan dengan nyo…
Putus nyambung itu berarti ga dewasa.
Jangan cuma karena lagi pengen sendiri terus malah putus.
Jangan juga karena ribut lalu marah dan emosi, putus!.
Besok atau beberapa hari kemudian jadian lagi.
Hubungan jadi ga stabil dan rapuh. Sebenernya yang penting tetap menjaga hubungan walau ada masalah besar sekalipun. Ini buat melatih kita dalam hubungan nanti dengan bakal pasangan hidup alias nikah.
Jadi ternyata pasangan putus sambung itu ga dewasa. Bukan karena “Aku Masih Cinta” kamu atau “Aku Tak Biasa” tanpamu.
Mungkin daripada berbangga “Kami pernah beberapa kali putus sambung lho. Bukti bahwa cinta kami lebih kuat dari orang lain karena kami selalu kembali bersama”
Lebih baik mulai berpikir untuk belajar tahan banting dulu.
Contoh kedua ditutup dengan baik karena walau pasangan ini dulu putus sambung, sekarang mereka sudah steady. Mereka udah ga putus sambung lagi.
Setelah nulis, saya baru sadar, dulu saya tidak dewasa dalam menghadapi masalah.
Sama seperti cewe/cowo yg putus kalo lagi ada masalah.
Saat masalahnya berlalu, baru saya datangi dgn manis orgnya hahaha....
Mungkin sekarang pun saya tidak dewasa, tapi setidaknya boleh donk saya memuji diri sendiri. Setidaknya saya lebih baik daripada dulu.
Kata penutup diambil dari kesimpulan pembicaraan yg ngelantur entah ke mana:
Kalau memilih pasangan, kita ga cuma liat dia cocok atau ngga. Atau sedalam apa cintanya. Coba kita liat, apa yang kita dapet dari pasangan kita. Apa mereka bisa membuat kita jadi orang lebih baik?Membuat kita jadi lebih mandiri?
Atau malah membuat kita jadi gak dewasa? Membuat kita jadi “goblok”?
Mereka bisa membuat kita menghadapi masalah ngga?
Kalau saya sih bilang iya. Eneg liat cowo baik2 yg tiap hari bilang “Jangan gini gitu, entar sakit.” atau “
Lama2 g jadi cewe goblok kali….atau mereka dari awal nganggep g goblok. Makanya g ga dikasih kesempatan ngapa2in.
Tapi buat cewe2 yg senengnya ma cowo baik2 saja, yah itu
